~MeMeRHati DeNgAN MaTA, AkAL dAn HATi

Memerhati
langkah-langkah kaki
cepat-pantas-perlahan-atau-biasa
tak ramai yang perasan
melihat cara kehidupan
dengan menatap pentas lakonan
disekeliling
dua-puluh-empat-jam sehari

Penuh timba pengalaman
ku cedok hingga mencurah-curah
dari percikan api hingga marak membakar
terus menyala cahaya lilin
atau padam ditiup angin-
batu-batu kelikir
yang besar-atau-yang kecil
dipijak, ditendang, tertolak ke tepi
supaya boleh lalu dengan mudah...

Ada yang terikat kaki meredah belukar
dipenuhi beban melawan arus
tapi tak kenal lelah
jua ada yang ambil jalan mudah
semuanya mahu senang
tapi bibir tak henti mengeluh~
mungkin dia tak kenal pengembaraannya
masih kabur istilah
makna-erti perjalanan hidup.

Ku lihat lagi-
insan bersuara
katanya menegur tapi
tak amal tiap bicaranya...
bersyarah bagai pemidato agung
namun sayang~
tak ramai mahu mendengar lagi
bukan tak menerima kebenaran nasihat
tapi meragui peribadi pembicara.

ada lagi-
yang bersuara dengan emosi
tidak diiringi kewarasan akal
tanpa pertimbangan
tak fikir orang lain..
"yang penting aku bahagia"
mungkin itu tersingkap di jendela mindanya
Tabik pada mereka yang berhujah
berlandaskan rasional akal-Hormat.

Ku lihat lagi-
bicara ukhuwah
setulus mana ikhlasnya sahabat
menjadi teman setiap hari
tapi dibelakang caci mencaci-
ada jua teman merasa keseorangan
tapi sebenarnya dikelilingi ramai teman setia
cuma dia tidak menyedari
dan jua menghargai mereka~

bergurau senda
ketawa-
usik-mengusik
kadangkala terlupa batas perasaan
hingga ada yang ambil hati-
tak bertegur-sepi, asing~
tak kurang jua yang terlalu mudah terluka
padahal tiada apa
namun bisa menjadi agenda besar-terus bersidang dewan sahabat

jua ada yang memendam rasa
demi menjaga apa yang ada
hempedu-dikunyah biarpun peria-ditelan jua
namun tiada yang tahu.
mungkin baginya
kebahagiaan teman adalah kesenangan dirinya.

terus melihat lagi-
serba salah seorang insan
tersepit
diri sendiri atau teman menjadi pilihan
utama teman diri merana
utama diri teman membawa diri
keliru~
akhirnya teman didahulukan
membiar diri tersiksa di hati.

terus lagi memerhati-
ada yang jatuh bangun lagi
dan jatuh bangun lagi
dan jatuh lagi
terus bangun lagi
dan jatuh---
hingga beroleh bintang cita-cita
dan menggapai komet mimpi
tapi ada jua yang hanya tersadung kaki
menundur diri-
terus tak berani lagi.

aku?
terus memerhati
mempelajari gerak tari
kuambil iktibar
ku petik daun pengajaran
dari tiap yang terjadi
untuk ku pakai di waktu perlu..